Positif Nekat

"Saya percaya jika buta warna bukanlah akhir dari segalanya.
Dunia kerja memang mendiskriminasimu, jalanmu menuju peluang itu begitu sulit. Namun itu semua akan berakhir ketika kamulah yang menciptakan peluang itu."
Lolos dalam snmptn adalah impian yang paling diidamkan bagi sebagian murid SMA. Jangankan lolos seleksi, hanya sekadar untuk menjadi peserta pun hanya orang-orang yang terpilih. Melihat kenyataan pahit yang dialami oleh teman-temanku yang tidak mendapat kesempatan dalam seleksi bergengsi itu menjadikan saya orang yang sangat beruntung. Luar biasanya saat aku mendapat kesempatan yang bergengsi itu sebab hanya orang-orang yang terpilih saja yang diberi kesempatan semacam itu. Orang-orang yang terpilih tersebut adalah orang-orang yang nilainya terus meningkat tiap semesternya saat menempuh pembelajaran di SMA.
Selang berjalannya waktu, tiba saatnya pengumuman snmptn. Pengumuman tersebut maju sehari pada tanggal yang sudah ditetapkan. Sembilan Mei 2016 lebih tepatnya hari dimana orang-orang yang beruntung itu menerima undangan mereka.
Pengumuman yang seharusnya dipublikasikan tanggal 10 Mei tersebut membuat kami yang menanti-nantikannya begitu gemetar. Dari pemberitahuan resmi snmptn mengumumkan bahwa pengumuman akan dipublikasikan pukul 13.00 wib. Itu berarti bahwa kami dapat mengaksesnya pada pukul 14.00 waktu Balikpapan (wita). Pada saat itu juga aku bersama sahabat-sahabatku telah berencana untuk pergi nonton film.

Takkan pernah aku lupa detik-detik pengumuman snmptn hari itu. Bayangkan saja disaat yang paling menegangkan bagiku itu kami malah mengisi waktu luang ke bioskop. Tentu saja ketika waktu telah mendekati pukul dua siang kami berempat saling bertanya-tanya dipenuhi dengan rasa penasaran yang tinggi sambil menunggu film yang akan kami tonton. Kami tidak dapat membayangkan bagaimana jika kami lolos. Dan yang paling menakutkan bagaimana jika salah satu dari kami tidak lolos snmptn.
Sudah saatnya bagi kami untuk melihat hasil seleksinya. Semua rasa cemas, tengang, dan senang menjadi satu. Bagaimana tidak, waktu yang paling dinanti-nantikan itu harus berurusan dengan server website resmi snmptn yang lambat hingga kami semua kewalahan. Kami semua sibuk dengan smartphone kami masing-masing.
Akhirnya akupun lolos di pilihan pertamaku. "Teknik Kimia, Institut Teknologi Kalimantan". Begitu juga dengan keempat sahabatku. Kami semua diterima di ITK dengan jurusan yang berbeda-beda.
Ada sesuatu yang mengganjal di pikiranku selama ini. Setelah tahu bahwa aku lolos seleksi snmptn, seketika aku dibuat berpikir dua kali untuk menerima undangan itu. Buta warna (parsial) membuatku berpikir dua kali untuk mengambilnya lantaran diluar sana banyak orang-orang yang tidak bernasib sama sepertiku.
Teknik Kimia. Sulit bagi orang buta warna sepertiku untuk jadi bagian didalamnya. Jalanku menuju sukses harus melewati proses yang tidak adil. Dibuat susah aku untuk masuk dunia kerja yang mendiskriminasi orang-orang buta warna.
Aku mengerti semua pandangan orang-orang teknik terhadap buta warna. Semua hanyalah masalah mengenai sudut pandang. Akupun menafsirkannya sendiri. Jika kita dihadapkan pada suatu masalah dan kita yang harus menelitinya, maka hasil penelitian tersebut pastinya untuk kepentingan orang banyak dan kalau sampai terjadi kekeliruan menjadi tanggung jawab orang yang menelitinya.
Sayang jika lulusan teknik kimia harus bekerja dan mendapat upah saja. Bagiku lulusan teknik kimia harus menjadi pemilik usaha dengan pabriknya sendiri. Lulusan teknik kimia adalah lulusan yang paling banyak dicari di dunia kerja seperti industri. Kalau bisa jadi yang menciptakan peluang kenapa tidak? Meskipun suatu perencanaan industri telah memiliki sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya, namun jika tidak ada insiyur kimia didalamnya, maka industri tersebut tetap tidak bisa dijalankan. Layaknya tubuh manusia tanpa jantung, seperti itulah orang teknik kimia dalam teknologi industri dan proses.
Apa yang sudah kutafsirkan memberikanku pandangan baru. Pandangan baru yang akan aku buktikan suatu saat nanti. Sekarang waktunya aku mengubah sudut pandang itu dengan caraku sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku : "Psikologi Perkembangan Remaja"

Masih dibayangi Masa Lalu?